Senin, 29 September 2014

Inilah Cara menentukan Harga Obat di Apotek

Siapa sih yang tidak sebel kalau beli obat dengan harga mahal ? apalagi kalau yang jual tidak memberikan pelayanan yang ramah. Berikut ini beberapa hal yang penting untuk anda ketahui dalam memberikan harga obat di Apotek.
1. Apotek Akan membeli Obat di Distributor
Apotek akan mengadakan obat-obatan dari Distributor Obat, PBF atau Sub distributor Obat (Saya rangkum jadi Distributor saja).  Para Distributor ini memiliki marketing/sales obat yang datang ke Apotek secara rutin dan memberikan informasi mengenai Obat baru, Obat daluwarsa dan yang paling penting nih *diskon* obat yang akan dibeli. Mereka mempunyai daftar harga dan bersaing mendapatkan Apotek untuk menjual obat-obat yang dijual. Biasanya sales obat memberikan pelayanan Ekstra misalkan : diskon, entertainment, dll. Tapi yang penting Apotek bisa mendapatkan obat.
2. Bagaimana Mendapatkan Diskon
Biasanya pihak distributor dan Pabrik obat memberikan diskon tertentu kepada Apotek karena mereka biasanya di kejar target penjualan. Nah karena target penjualan ini biasanya ada di akhir bulan, maka untuk itu Apotek biasanya  kudu siap-siap setiap tanggal 25-30 untuk menyiapkan obat apa yang harus kita beli.  Kalau mau membeli obat dengan jumlah besar biasanya diskonnya juga besar, tapi apotek harus mempertimbangkan bagaimana posisi keuangannya pada akhit bulan itu, kalau kebablasan beli biasanya saat tagihan datang kita kudu minta sama sales untuk ditunda dulu pembayarannya.
3. Mendapatkan Diskon
Jika beruntung distributor akan memberikan diskon sekitar 2,5% sampai 5 %, biasanya kalau lebih dari itu jarang terjadi, meskipun demikian  beberapa merek tertentu bisa diberikan dalam bentuk obat misalkan : Beli 10 bonus 1,. Diskon ini biasanya dilihat juga bagaimana rutinitas Apotek membeli Obat, karena kelangsungan pembelian obat juga berpengaruh pada pemberian diskon.  Disamping itu jumlah obat dan lokasi apotek juga berpengaruh dalam memberikan diskon obat.
4. Pemberian PPN 10%
Setiap obat yang dibeli di distributor akan dijual oleh apotek dengan kenaikan 10% karena PPN yang harus dibayar oleh Apotek. Nilai PPN ini cenderung tetap dan standar terjadi di setiap apotek, meskipun demikian dapat juga ditemukan apotek mencantumkan harga jual apotek minus PPN.
5.  Pemberian Harga Jual Apotek
Dari harga yang sudah ditambahkan PPN, maka Apotek akan menambah harga jual sesuai dengan kebijakan apotek tersebut. Misalkan : 10% sampai 80%. Ini tergantung dari : Jenis Apotek, Daerah/lokasi Apotek, Jenis Obat dll.
Misalkan : Di kota metropolitan keuntungan apotek sangat kecil, berkisar 5%-15%, Namun untuk di daerah Kabupaten di Luar Jawa, keuntungan bisa mencapai 40%-80%. Namun harus diperhatikan bahwa di kota metropolitan jumlah pelanggan sangat besar jika dibandingkan daerah terpencil.
6.Pemberian Uang Resep/Jasa
Nilai uang resep ini sangat tergantung dari Apotek yang melayani, misalkan 1 buah resep akan diberikan jasa Rp.300 , maka harga obat akan ditamba Rp.300. Uang ini biasanya di bagi untuk Apoteker dan Asisten Apoteker di Apotek, karena mereka harus mempersiapkan obat dan harus menghitung dosis dengan tepat. Selain itu Apoteker juga dituntut untuk memberikan komunikasi,informasi dan edukasi.   Uang Jasa dokter juga kadang dilibatkan juga dalam resep obat, ini tergantung dari dokternya karena tidak semua dokter mau menerima uang jasa apotek karena harga obatnya biasanya jadi mahal dan bikin dokter nggak laris.
Jadi nggak usah heran kalau obat yang dibeli dengan resep tentu sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan obat yang dibeli tanpa resep.
Oleh sebab itu  Harga Jual Obat Di Apotek adalah =
[Harga Distributor]  + [PPN 10 %] + [Harga jual Apotek] + [Uang Resep/Jasa dokter]
Jadi selama ini jika anda dibuat bingung dengan harga obat di Apotek saya harap tulisan ini menjadi bermanfaat.
copyright : Bernadi SSi.Apt
sumber :http://bernadimalik.wordpress.com/2010/10/01/inilah-cara-menentukan-harga-obat-di-apotek/

Kamis, 28 Agustus 2014

Fasilitas Kesehatan Menembus Seluruh Desa di Muara Enim

Fasilitas Poskesdes yang telah menembus seluruh desa di Muara Enim, bertujuan memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat yang terkena sakit. Jika sakitnya ringan, maka akan diatasi langsung oleh bidan desa, sementara jika memerlukan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke Puskesmas terdekat. Masyarakat juga bisa langsung berobat Puskesmas, tanpa melalui Poskesdes, sehingga hadirnya Poskesdes dan Puskesmas bisa memberikan pilihan dalam berobat.
Berdasarkan peninjauan di lapangan, setiap Poskesdes terdiri dari ruang periksa yang dilengkapi dengan tempat tidur untuk pemeriksaan, ruang tunggu pasien, lemari obat-obatan, kamar tidur bidan, kamar mandi dan dapur. Dengan kata lain, setiap Poskesdes merangkap juga sebagai rumah dinas bidan desa. Kondisi Poskesdes juga relatif nyaman, dengan dinding tembok, lantai keramik serta dilengkapi listrik dan sarana air bersih. Dengan model seperti ini, diharapkan setiap bidan desa betah tinggal di Poskesdes di desa manapun ditempatkan. 
Tersedianya fasilitas Poskesdes telah membantu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat desa, dan masyarakatpun tidak segan-segan untuk berobat atau memanggil bidan desa, ketika ada salah satu keluarganya yang sakit, terutama pada malam hari. Lokasi Poskesdes juga pada umumnya berada di daerah padat penduduk, agar mudah dijangkau oleh masyarakat. “Saya pernah mengobati pasien jam 3 dinihari, dipanggil ke rumahnya. Saya datangi, padahal sakitnya hanya mules aja,” tutur Nadia, bidan desa di Desa Panyendingan, Kecamatan Semende Darat Laut. Kehadiran Poskesdes salah satunya dirasakan Fitri, salah satu warga Desa Muara Dua. “Adanya Poskesdes memudahkan saya berobat dan periksa kehamilan,” tuturnya.
Berdasarkan penelusuran di lapangan khususnya di Desa Penyandingan dan Muara Dua, pasien yang berobat rata-rata mengidap penyakit darah tinggi, reumatik, pegel-pegel serta gatal-gatal. Berbagai penyakit  tersebut, ternyata berkaitan erat dengan lingkungan dan pekerjaan sehari-hari masyarakat. Kedua desa ini dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Muara Enim di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani kopi atau karet. Lingkungan berbukit dengan udara yang dingin telah membentuk budaya masyarakat yang terbiasa meminum kopi. Boleh dibilang minum kopi sudah seperti kebutuhan pokok, sehingga masyarakat biasa minum kopi hingga 3 kali sehari. Kebiasaan inilah konon salah satunya yang telah mendorong timbulnya gejala darah tinggi, apalagi jika tidak diimbangi dengan minum air putih yang cukup.
Penyakit yang sama juga banyak dikeluhkan pasien yang berobat di Puskesmas Pulau Panggung yang merupakan Puskesmas rujukan sekaligus pembina bagi 10 Poskesdes yang ada di Kecamatan Semende Darat Laut. Berdasarkan pengecekan di lapangan pada Selasa, 5 Juni 2012, jumlah pasien yang berobat tercatat 14 orang di mana sebanyak 6 orang atau 42,8% merupakan pasien darah tinggi. Selebihnya adalah, pegal-pegal, sakit lambung, sesak nafas, flu, demam serta yang terkena gigitan anjing sehingga harus disuntik anti rabies.
Puskesmas Pulau Panggung dilengkapi dengan layanan poli umum, poli gigi, klinik gizi, imunisasi serta layanan KB. Pelayanan di Puskesmas Pulau Panggung didukung 20 tenaga medis dan 5 tenaga non medis, sehingga cukup untuk melayani pasien yang rata-rata 10 – 20 orang per hari. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pelayanan pasien sejak mendaftar, pemeriksaan dan pengambilan obat, tidak lebih dari 15 menit.
Seluruh pasien berobat secara gratis karena telah dibiayai Jamkesmas dan Jamkesda yang menjangkau seluruh penduduk. Persyaratannya bagi peserta Jamkesmas membawa kartu Jamkesmas, sementara bagi non Jamkesmas cukup membawa surat keterangan tidak memiliki asuransi kesehatan dari desa dilengkapi KTP dan KK.
Fasilitas di Puskesmas Panggung terus dibenahi dimana pada tahun 2007 – 2008 dilakukan rehab total sehingga sekarang menjadi Puskesmas rawat inap. Saat ini Puskesmas Pulau Panggung memiliki 3 ruangan rawat inap dengan kapasitas 6 tempat tidur. Pada tahun 2011, pemerintah melengkapi fasilitas puskesmas ini dengan 5 unit rumah dinas, satu unit alat USG (Ultrasonography), inkubator serta 6 set tempat tidur pasien.
Fasilitas yang lengkap serta pengobatan gratis untuk seluruh penduduk ini, mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Saya sakit sesak nafas, berobat ke Puskesmas gratis karena bawa surat keterangan dari desa,” tutur Sanuldin, petani kopi di Desa Babatan yang sedang berobat di Puskesmas Pulau Panggung. Hal senada dikemukakan Irfan, salah satu pelajar Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Al-Haramain. Ia berobat ke Puskesmas Pulau Panggung dengan keluhan gatal-gatal. “Berobat di sini gratis, obat juga dikasih,” tuturnya.
Selain di Puskesmas, seluruh penduduk Muara Enim juga dibebaskan biaya berobat di RSUD sepanjang menempati kelas III. RSUD yang menjadi rujukan pasien dari Puskesmas adalah RSUD dr. H.M. Rabain. RSUD yang dibangun tahun 2005 ini, memiliki 161 kamar tidur di mana sebanyak 60 tempat tidur atau 37,2% disediakan untuk kelas III. Layanan pasien di RSUD  Rabain didukung 608 tenaga medis maupun non medis termasuk dokter spesialis antara lain penyakit dalam, radiologi, patologi anatomi, syaraf dan THT (telinga hidung tenggorokan).
Sebagai rumah sakit rujukan, RSUD Rabain banyak dikunjungi pasien baik yang rawat jalan maupun rawat inap. Pada tahun 2010, jumlah pasien rawat jalan tercatat 48.317 orang  dan tahun 2011 naik menjadi 52.997 orang. Sementara jumlah pasien yang rawat inap pada tahun 2010 tercatat 9.749 orang tahun 2011 naik menjadi 11.789 orang.
Dari jumlah pasien rawat jalan tahun 2011, sebanyak 4.684 orang menggunakan Jamkesmas dan 6.523 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes, dan selebihnya menggunakan asuransi umum atau membayar sendiri. Sementara itu, dari jumlah pasien rawat inap tahun 2011, sebanyak  2.199 orang menggunakan Jamkesmas, 2.542 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes dan selebihnya menggunakan asuransi umum serta membayar pribadi. Dengan demikian total  yang berobat gratis sepanjang 2011 mencapai 15.942 orang.
Sepanjang tahun 2011, pelayanan gratis ini telah menelan dana Rp 7,2 miliar yang meliputi Rp 3,09 miliar dana Jamkesmas dan Rp 4,11  miliar dana Jamkesda/Jamsoskes. Dana tersebut untuk membiayai berbagai penyakit yang ditangani di RSUD di mana penyakit terbanyak adalah types, tuberculosis, darah tinggi, diare, demam dan lain sebagainya.
Salah satu pasien di RSUD yang sedang dirawat inap adalah Reski, bocah berusia 1,4 tahun yang terkena demam berdarah. “Awalnya dibawa ke Puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD. Saya sewa angkutan umum bawa anak saya ke rumah sakit. Alhamdulillah, pengobatan di sini gratis, hanya pakai surat keterangan dari desa, KTP dan KK,” tuturnya. “Waktu anak saya umur 7 bulan, juga pernah sakit muntaber dan dirawat di rumah sakit selama 5 hari. Untungnya semuanya gratis, jadi tidak perlu memikirkan biaya berobat,” tambahnya.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD, Pemkab telah membangun dua unit gedung baru untuk ruangan rawat inap dengan total 97 kamar yang selesai pada tahun 2010. Selain itu, juga dibangun satu unit gedung serbaguna dan rumah dinas dokter spesialis sebanyak 10 unit. Sayangnya, berbagai fasilitas tersebut hingga kini belum dimanfaatkan, artinya selama 2 tahun terbengkalai. Pasalnya, bangunan tersebut belum dilengkapi alat kesehatan dan meubelairnya. Rencananya pada tahun 2012, telah dianggarkan dana Rp 36,75 miliar, meliputi APBN Rp 12, 75 miliar dan APBD Rp 24 miliar untuk pengadaan alat kesehatan dan meubelair, sehingga diharapkan pada awal tahun 2013, sudah bisa dioperasionalkan.  
Pemkab Muara Enim telah mengalokasikan anggaran kesehatan tahun 2011 sebesar Rp 194,2 miliar atau 14,34% dari APBD dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 222,7 miliar atau 16,22% dari APBD. Muara Enim merupakan salah satu kabupaten terluas di Sumatera Selatan dengan luas wilayah 7.466,82 km² yang terbagi dalam 22 kecamatan, 310 desa dan 16 kelurahan. Pemkab Muara Enim telah membangun Poskesdes di seluruh desa dan kelurahan yang dilengkapi dengan bidan desa, peralatan medis serta obatan-obatan. Pembangunan Poskesdes dilakukan secara bertahap di mana tahun 2009 - 2011 telah dibangun 26 Poskesdes dengan dana Rp 8,75 miliar, sehingga sejak 2011 seluruh desa telah terbangun Poskesdes.
Seluruh Poskesdes telah dilengkapi dengan sepeda motor agar bisa melakukan layanan jemput bola bagi masyarakat yang tidak kuat mendatangi Poskesdes. Selain itu, ketersediaan sepeda motor juga untuk mobilitas bidan desa dalam berkoordinasi dengan Puskesmas setempat serta untuk pengambilan obat atau peralatan medis yang dibutuhkan.
Seluruh penduduk Muara Enim yang mencapai 757.461 jiwa, telah terlayani kesehatan gratis melalui perpaduan Jamkesmas, Jamkesda/Jamsoskes dan asuransi kesehatan umum. Perinciannya, sebanyak 291.651 jiwa (38,5%) dilayani Jamkesmas, 399.937 jiwa (52.8%) dicakup Jamkesda/Jamsoskes dan sebanyak 65.873 jiwa (8,7%) dilayani asuransi umum. (Firman dan Mika)

sumber http://www.setkab.go.id/pro-rakyat-5369-fasilitas-kesehatan-menembus-seluruh-desa-di-muara-enim.html

Minggu, 22 Juni 2014

Jual Obat Mahal, Dokter Dapat Bonus Mobil dari Perusahaan Farmasi

Selasa, 19 Februari 2013 01:53 WIB
Jual Obat Mahal, Dokter Dapat Bonus Mobil dari Perusahaan Farmasi
IstIlustrasi

TRIBUNNEWS.COM,PALEMBANG--Kongkalikong penjualan obat ternyata menguntungkan semua pihak yang terlibat. Dokter mendapat jatah 10-20 persen dari harga obat yang diberikan perusahaan farmasi.
Sementara sales marketing yang menjembatani transaksi juga kecipratan bonus gaji berlipat. Konspirasi berlangsung secara terbuka di Palembang.
Sales perusahaan farmasi beramai-ramai mendatangi tempat praktik dokter membawa brosur obat dan penawaran kerjasama. Dokter tugasnya hanya menuliskan resep obat mahal produksi perusahaan tersebut.
Bila penjualan berlangsung lancar, perusahaan farmasi juga dengan mudah memenuhi permintaan dokter.

"Bisa sampai puluhan juta keluarkan uang untuk kebutuhan oknum dokter. Uang itu diperoleh dari jumlah obat yang laku dijual oleh dokter. Mau mobil baru, tinggal telepon," ujar Dayat, seorang sales distributor perusahaan farmasi, Jumat (8/2).

Bonus atau dana sponsor yang diberikan kepada oknum dokter tersebut dihitung berdasarkan keuntungan penjualan obat.

"Kami juga tidak sembarangan kasih. Kami hitung apakah dokter itu berhasil menjual obat dari kita dengan jumlah yang disepakati atau tidak. Kalau berhasil, baru kami berani kasih bantuan sponsorship," ungkapnya.

Pengakuan seorang dokter yang enggan disebutkan namanya, kongkalikong ini tambah berjalan mulus apabila sales menjalin kerjasama dengan dokter praktik yang langsung menyediakan obat untuk pasien (tidak dibeli di apotek). Bahkan, ada satu oknum dokter yang hanya menulis resep obat hanya dari dua merek.
Dokter harus menyediakan merek tertentu karena sebelumnya telah terjalin kesepakatan dengan sales obat. Kerjasama itu bervariasi, mulai dari satu sampai lima tahun.
Sales bisa memutuskan perjanjian apabila oknum dokter tak lagi mencantumkan obatnya di resep. Dampak yang dirasakan misalnya, sales menarik dan menghentikan pembayaran kredit mobil.
Menurut dokter sumber Tribun ini, sebenarnya setiap produsen obat itu telah memiliki buget promosi. Meski tidak menjalin kesepakatan dengan sales obat, dia tetap dibantu ketika butuh pinjaman mobil untuk menghadiri seminar di luar kota.
Obat yang ditawarkan oleh sales umunya merupakan golongan obat paten dengan harga yang lebih mahal jika dibandingkan obat generik. Dokter incaran tentu saja dokter yang memiliki jumlah pasien lebih banyak.

"Kami cari dokter yang pasiennya banyak atau dokter spesialis penyakit tertentu yang belum begitu banyak di Palembang. Ini yang akan melancarkan pencualan obat," tutur Tono.

Transaksi dan pemberian layanan ekstra bagi dokter dengan menjadi sponsornya tidak dilarang dalam bisnis penjualan obat. Ia berani memastikan transaksional seperti ini dilakukan oleh distributor obat mana pun.
Perbedaan konsep pemberian bonus dibedakan berdasarkan jenis perusahaan distributor obat. Khusus untuk perusahaan distributor berbendera luar negeri terikat oleh aturan yang melarang pemberian barang tertentu. Anak perusahaan farmasi internasional yang berbisnis di Indonesia tidak dapat melakukan transaksi sebebas distributor asal dalam negeri. Mereka terikat dengan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

"Kalau untuk perusahaan internasional seperti saya ini tidak semua boleh dilakukan, kami terikat aturan, tidak sebebas perusahaan dalam negeri yang sampai berani memberikan DP mobil," ungkapnya.

Dia mengatakan, biasanya dokter minta tiket pesawat perjalanan ke luar kota dan luar negeri, akomodasi tertentu seperti biaya sewa kendaraan operasional selama berada di luar kota, penginapan hotel dengan tarif beragam.
Berbagai keperluan ini juga termasuk kepentingan seminar atau pun workshop resmi yang diselenggarakan lembaga tertentu. "Biasanya mereka (oknum dokter, Red) telepon atau ngabari ketika kita visit (ke tempat praktik dokter). Kalau mereka butuh sponsor untuk keperluan tertentu di luar kota, tidak pakai basa basi, langsung ngomong. Saya butuh Rp 10 juta misalnya, atau saya butuh tiket nih," tuturnya.
Pertanyaan muncul, 

Kenapa para sales obat ini sanggup memberikan 'bantuan' dengan jumlah yang besar?  

Dari mana dana mereka peroleh? Ternyata selisih penjualan obat sangat signifikan. Perusahaan distributor tertentu memiliki angka diskon yang berbeda yang diberikan kepada dokter sebagai user mereka.
Jumlah diskon ini tidak seluruhnya dikeluarkan kepada sang dokter yang membeli obat tersebut. Marketing biasa memainkan angka keuntungan pada selisih diskon tersebut. Misalnya untuk satu merek obat mendapat diskon sebesar 50 persen dari perusahaan, jumlah itu tidak diberikan sepenuhnya kepada dokter.
Marketing hanya memberikan diskon harga 10, 15 atau 20 persen. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh akan menjadi lebih besar. Dari keuntungan inilah kemudian biaya 'servis' tadi diperoleh.
Sales bisa memperoleh untung besar dengan sistem seperti ini. Ia akan lebih cepat memenuhi target penjualan yang diberikan oleh perusahaan. Keuntungan yang diperolehnya bisa satu bulan gaji, bahkan lebih jika ia berhasil closing sesuai yang ditargetkan oleh perusahaannya.

"Dokter juga untung, mereka juga dapat sponsor dari kami. Kalau mau apa tinggal kontak," terangnya
 
sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2013/02/19/jual-obat-mahal-dokter-dapat-bonus-mobil-dari-perusahaan-farmasi

Senin, 16 Juni 2014

Desain Spanduk Cek Gula darah, asam urat dan kolesterol


  1. Cek Gula Darah
    Cek gula darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam darah. Jika terlampau banyak, maka bisa menyebabkan diabetes. Untuk tes ini, saya sebelumnya sudah puasa dulu kurang lebih 10-12 jam. Jadi disebut sebagai tes gula darah puasa. Hasil tes dikatakan normal jika kadar gula dalam darah < 100. Hasil tes saya 84, jadi masuk kategori normal :D
  2. Cek Asam Urat
    Asam urat adalah hasil metabolisme protein yang berupa purin yang beredar dalam darah. Dalam kondisi normal hal ini bukan menjadi masalah. Namun ketika ginjal sudah tidak mampu lagi menyaring purin dalam darah, akibatnya kadar purin dalam darah menjadi tinggi. Hal ini menyebabkan purin akan terkonsentrasi terutama di persendian-persendian tubuh dalam bentuk kristal-kristal. Jika hal ini terjadi, maka dapat mengakibatkan nyeri yang hebat di persendian.
Kadar normal asam urat untuk wanita adalah < 5,5. Sedangkan untuk pria < 7,0. Saya melakukan tes asam urat hasilnya 5,4… normal juragan :mrgreen:
  1. Cek Kolesterol
    Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar dihasilkan oleh organ hati. Selain itu, makanan yang dikonsumsi juga menyumbang kadar lemak dalam tubuh. Kolesterol dalam kadar cukup, baik untuk tubuh. Kolesterol tidak larut dalam darah. Oleh karena itu, untuk mendukung distribusinya, maka kolesterol akan diangkut oleh protein LDL(Low Density Lipoprotein) beredar bersama darah. LDL ini lebih sering disebut sebagai “kolesterol jahat“. Kenapa? Karena dalam jumlah yang besar, dapat menyumbat pembuluh darah. Jika sumbatan terjadi di otot/arteri jantung, bisa terjadi jantung koroner. Jika sumbatan terjadi di pembuluh otak, bisa menyebabkan stroke. Oleh karena itu, menjaga kolesterol tetap di kondisi normal sangat penting.
Saya melakukan puasa dulu untuk berbagai cek darah di atas, termasuk cek kolesterol ini. Cek kolesterol yang saya lakukan adalah tes kolesterol total. Karena tes kolesterol khusus LDL atau HDL tidak bisa dilakukan di apotek tempat saya cek darah ini. Kolesterol total normal berada di kadar < 200. Saya cek ternyata berada di 209… masih bonus 9 poin kebanyakan kolesterol :( Tapi tenang, dengan olahraga dan menjaga konsumsi makanan yang banyak kolesterol akan membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
  1. Cek Tekanan Darah
    Cek tekanan darah biasanya 1 pasangan angka, misalnya 120/80. Artinya, angka 120 adalah tekanan jantung saat memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan angka 80 adalah kondisi tekanan darah saat jantung pada kondisi tidak memompa dan akan siap memompa darah lagi. Untuk kondisi normal, tekanan darah akan berkisar 120/80. Saya tadi cek ternyata 114/76… rada menuju darah rendah dikit ni..hehehe. Mungkin karena efek puasa belasan jam tadi juragan :mrgreen:   
  2. sumber: http://thepetarung.wordpress.com