Kamis, 28 Agustus 2014

Fasilitas Kesehatan Menembus Seluruh Desa di Muara Enim

Fasilitas Poskesdes yang telah menembus seluruh desa di Muara Enim, bertujuan memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat yang terkena sakit. Jika sakitnya ringan, maka akan diatasi langsung oleh bidan desa, sementara jika memerlukan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke Puskesmas terdekat. Masyarakat juga bisa langsung berobat Puskesmas, tanpa melalui Poskesdes, sehingga hadirnya Poskesdes dan Puskesmas bisa memberikan pilihan dalam berobat.
Berdasarkan peninjauan di lapangan, setiap Poskesdes terdiri dari ruang periksa yang dilengkapi dengan tempat tidur untuk pemeriksaan, ruang tunggu pasien, lemari obat-obatan, kamar tidur bidan, kamar mandi dan dapur. Dengan kata lain, setiap Poskesdes merangkap juga sebagai rumah dinas bidan desa. Kondisi Poskesdes juga relatif nyaman, dengan dinding tembok, lantai keramik serta dilengkapi listrik dan sarana air bersih. Dengan model seperti ini, diharapkan setiap bidan desa betah tinggal di Poskesdes di desa manapun ditempatkan. 
Tersedianya fasilitas Poskesdes telah membantu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat desa, dan masyarakatpun tidak segan-segan untuk berobat atau memanggil bidan desa, ketika ada salah satu keluarganya yang sakit, terutama pada malam hari. Lokasi Poskesdes juga pada umumnya berada di daerah padat penduduk, agar mudah dijangkau oleh masyarakat. “Saya pernah mengobati pasien jam 3 dinihari, dipanggil ke rumahnya. Saya datangi, padahal sakitnya hanya mules aja,” tutur Nadia, bidan desa di Desa Panyendingan, Kecamatan Semende Darat Laut. Kehadiran Poskesdes salah satunya dirasakan Fitri, salah satu warga Desa Muara Dua. “Adanya Poskesdes memudahkan saya berobat dan periksa kehamilan,” tuturnya.
Berdasarkan penelusuran di lapangan khususnya di Desa Penyandingan dan Muara Dua, pasien yang berobat rata-rata mengidap penyakit darah tinggi, reumatik, pegel-pegel serta gatal-gatal. Berbagai penyakit  tersebut, ternyata berkaitan erat dengan lingkungan dan pekerjaan sehari-hari masyarakat. Kedua desa ini dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Muara Enim di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani kopi atau karet. Lingkungan berbukit dengan udara yang dingin telah membentuk budaya masyarakat yang terbiasa meminum kopi. Boleh dibilang minum kopi sudah seperti kebutuhan pokok, sehingga masyarakat biasa minum kopi hingga 3 kali sehari. Kebiasaan inilah konon salah satunya yang telah mendorong timbulnya gejala darah tinggi, apalagi jika tidak diimbangi dengan minum air putih yang cukup.
Penyakit yang sama juga banyak dikeluhkan pasien yang berobat di Puskesmas Pulau Panggung yang merupakan Puskesmas rujukan sekaligus pembina bagi 10 Poskesdes yang ada di Kecamatan Semende Darat Laut. Berdasarkan pengecekan di lapangan pada Selasa, 5 Juni 2012, jumlah pasien yang berobat tercatat 14 orang di mana sebanyak 6 orang atau 42,8% merupakan pasien darah tinggi. Selebihnya adalah, pegal-pegal, sakit lambung, sesak nafas, flu, demam serta yang terkena gigitan anjing sehingga harus disuntik anti rabies.
Puskesmas Pulau Panggung dilengkapi dengan layanan poli umum, poli gigi, klinik gizi, imunisasi serta layanan KB. Pelayanan di Puskesmas Pulau Panggung didukung 20 tenaga medis dan 5 tenaga non medis, sehingga cukup untuk melayani pasien yang rata-rata 10 – 20 orang per hari. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pelayanan pasien sejak mendaftar, pemeriksaan dan pengambilan obat, tidak lebih dari 15 menit.
Seluruh pasien berobat secara gratis karena telah dibiayai Jamkesmas dan Jamkesda yang menjangkau seluruh penduduk. Persyaratannya bagi peserta Jamkesmas membawa kartu Jamkesmas, sementara bagi non Jamkesmas cukup membawa surat keterangan tidak memiliki asuransi kesehatan dari desa dilengkapi KTP dan KK.
Fasilitas di Puskesmas Panggung terus dibenahi dimana pada tahun 2007 – 2008 dilakukan rehab total sehingga sekarang menjadi Puskesmas rawat inap. Saat ini Puskesmas Pulau Panggung memiliki 3 ruangan rawat inap dengan kapasitas 6 tempat tidur. Pada tahun 2011, pemerintah melengkapi fasilitas puskesmas ini dengan 5 unit rumah dinas, satu unit alat USG (Ultrasonography), inkubator serta 6 set tempat tidur pasien.
Fasilitas yang lengkap serta pengobatan gratis untuk seluruh penduduk ini, mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Saya sakit sesak nafas, berobat ke Puskesmas gratis karena bawa surat keterangan dari desa,” tutur Sanuldin, petani kopi di Desa Babatan yang sedang berobat di Puskesmas Pulau Panggung. Hal senada dikemukakan Irfan, salah satu pelajar Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Al-Haramain. Ia berobat ke Puskesmas Pulau Panggung dengan keluhan gatal-gatal. “Berobat di sini gratis, obat juga dikasih,” tuturnya.
Selain di Puskesmas, seluruh penduduk Muara Enim juga dibebaskan biaya berobat di RSUD sepanjang menempati kelas III. RSUD yang menjadi rujukan pasien dari Puskesmas adalah RSUD dr. H.M. Rabain. RSUD yang dibangun tahun 2005 ini, memiliki 161 kamar tidur di mana sebanyak 60 tempat tidur atau 37,2% disediakan untuk kelas III. Layanan pasien di RSUD  Rabain didukung 608 tenaga medis maupun non medis termasuk dokter spesialis antara lain penyakit dalam, radiologi, patologi anatomi, syaraf dan THT (telinga hidung tenggorokan).
Sebagai rumah sakit rujukan, RSUD Rabain banyak dikunjungi pasien baik yang rawat jalan maupun rawat inap. Pada tahun 2010, jumlah pasien rawat jalan tercatat 48.317 orang  dan tahun 2011 naik menjadi 52.997 orang. Sementara jumlah pasien yang rawat inap pada tahun 2010 tercatat 9.749 orang tahun 2011 naik menjadi 11.789 orang.
Dari jumlah pasien rawat jalan tahun 2011, sebanyak 4.684 orang menggunakan Jamkesmas dan 6.523 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes, dan selebihnya menggunakan asuransi umum atau membayar sendiri. Sementara itu, dari jumlah pasien rawat inap tahun 2011, sebanyak  2.199 orang menggunakan Jamkesmas, 2.542 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes dan selebihnya menggunakan asuransi umum serta membayar pribadi. Dengan demikian total  yang berobat gratis sepanjang 2011 mencapai 15.942 orang.
Sepanjang tahun 2011, pelayanan gratis ini telah menelan dana Rp 7,2 miliar yang meliputi Rp 3,09 miliar dana Jamkesmas dan Rp 4,11  miliar dana Jamkesda/Jamsoskes. Dana tersebut untuk membiayai berbagai penyakit yang ditangani di RSUD di mana penyakit terbanyak adalah types, tuberculosis, darah tinggi, diare, demam dan lain sebagainya.
Salah satu pasien di RSUD yang sedang dirawat inap adalah Reski, bocah berusia 1,4 tahun yang terkena demam berdarah. “Awalnya dibawa ke Puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD. Saya sewa angkutan umum bawa anak saya ke rumah sakit. Alhamdulillah, pengobatan di sini gratis, hanya pakai surat keterangan dari desa, KTP dan KK,” tuturnya. “Waktu anak saya umur 7 bulan, juga pernah sakit muntaber dan dirawat di rumah sakit selama 5 hari. Untungnya semuanya gratis, jadi tidak perlu memikirkan biaya berobat,” tambahnya.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD, Pemkab telah membangun dua unit gedung baru untuk ruangan rawat inap dengan total 97 kamar yang selesai pada tahun 2010. Selain itu, juga dibangun satu unit gedung serbaguna dan rumah dinas dokter spesialis sebanyak 10 unit. Sayangnya, berbagai fasilitas tersebut hingga kini belum dimanfaatkan, artinya selama 2 tahun terbengkalai. Pasalnya, bangunan tersebut belum dilengkapi alat kesehatan dan meubelairnya. Rencananya pada tahun 2012, telah dianggarkan dana Rp 36,75 miliar, meliputi APBN Rp 12, 75 miliar dan APBD Rp 24 miliar untuk pengadaan alat kesehatan dan meubelair, sehingga diharapkan pada awal tahun 2013, sudah bisa dioperasionalkan.  
Pemkab Muara Enim telah mengalokasikan anggaran kesehatan tahun 2011 sebesar Rp 194,2 miliar atau 14,34% dari APBD dan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 222,7 miliar atau 16,22% dari APBD. Muara Enim merupakan salah satu kabupaten terluas di Sumatera Selatan dengan luas wilayah 7.466,82 km² yang terbagi dalam 22 kecamatan, 310 desa dan 16 kelurahan. Pemkab Muara Enim telah membangun Poskesdes di seluruh desa dan kelurahan yang dilengkapi dengan bidan desa, peralatan medis serta obatan-obatan. Pembangunan Poskesdes dilakukan secara bertahap di mana tahun 2009 - 2011 telah dibangun 26 Poskesdes dengan dana Rp 8,75 miliar, sehingga sejak 2011 seluruh desa telah terbangun Poskesdes.
Seluruh Poskesdes telah dilengkapi dengan sepeda motor agar bisa melakukan layanan jemput bola bagi masyarakat yang tidak kuat mendatangi Poskesdes. Selain itu, ketersediaan sepeda motor juga untuk mobilitas bidan desa dalam berkoordinasi dengan Puskesmas setempat serta untuk pengambilan obat atau peralatan medis yang dibutuhkan.
Seluruh penduduk Muara Enim yang mencapai 757.461 jiwa, telah terlayani kesehatan gratis melalui perpaduan Jamkesmas, Jamkesda/Jamsoskes dan asuransi kesehatan umum. Perinciannya, sebanyak 291.651 jiwa (38,5%) dilayani Jamkesmas, 399.937 jiwa (52.8%) dicakup Jamkesda/Jamsoskes dan sebanyak 65.873 jiwa (8,7%) dilayani asuransi umum. (Firman dan Mika)

sumber http://www.setkab.go.id/pro-rakyat-5369-fasilitas-kesehatan-menembus-seluruh-desa-di-muara-enim.html