Fasilitas Poskesdes
yang telah menembus seluruh desa di Muara Enim, bertujuan memberikan
pertolongan pertama kepada masyarakat yang terkena sakit. Jika sakitnya
ringan, maka akan diatasi langsung oleh bidan desa, sementara jika
memerlukan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke Puskesmas terdekat.
Masyarakat juga bisa langsung berobat Puskesmas, tanpa melalui
Poskesdes, sehingga hadirnya Poskesdes dan Puskesmas bisa memberikan
pilihan dalam berobat.
Berdasarkan
peninjauan di lapangan, setiap Poskesdes terdiri dari ruang periksa yang
dilengkapi dengan tempat tidur untuk pemeriksaan, ruang tunggu pasien,
lemari obat-obatan, kamar tidur bidan, kamar mandi dan dapur. Dengan
kata lain, setiap Poskesdes merangkap juga sebagai rumah dinas bidan
desa. Kondisi Poskesdes juga relatif nyaman, dengan dinding tembok,
lantai keramik serta dilengkapi listrik dan sarana air bersih. Dengan
model seperti ini, diharapkan setiap bidan desa betah tinggal di
Poskesdes di desa manapun ditempatkan.
Tersedianya
fasilitas Poskesdes telah membantu mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat desa, dan masyarakatpun tidak segan-segan untuk berobat atau
memanggil bidan desa, ketika ada salah satu keluarganya yang sakit,
terutama pada malam hari. Lokasi Poskesdes juga pada umumnya berada di
daerah padat penduduk, agar mudah dijangkau oleh masyarakat. “Saya
pernah mengobati pasien jam 3 dinihari, dipanggil ke rumahnya. Saya
datangi, padahal sakitnya hanya mules aja,” tutur Nadia, bidan desa di
Desa Panyendingan, Kecamatan Semende Darat Laut. Kehadiran Poskesdes
salah satunya dirasakan Fitri, salah satu warga Desa Muara Dua. “Adanya
Poskesdes memudahkan saya berobat dan periksa kehamilan,” tuturnya.
Berdasarkan
penelusuran di lapangan khususnya di Desa Penyandingan dan Muara Dua,
pasien yang berobat rata-rata mengidap penyakit darah tinggi, reumatik, pegel-pegel serta gatal-gatal.
Berbagai penyakit tersebut, ternyata berkaitan erat dengan lingkungan
dan pekerjaan sehari-hari masyarakat. Kedua desa ini dikenal sebagai
salah satu penghasil kopi terbaik di Muara Enim di mana mayoritas
masyarakatnya bekerja sebagai petani kopi atau karet. Lingkungan
berbukit dengan udara yang dingin telah membentuk budaya masyarakat yang
terbiasa meminum kopi. Boleh dibilang minum kopi sudah seperti
kebutuhan pokok, sehingga masyarakat biasa minum kopi hingga 3 kali
sehari. Kebiasaan inilah konon salah satunya yang telah mendorong
timbulnya gejala darah tinggi, apalagi jika tidak diimbangi dengan minum
air putih yang cukup.
Penyakit yang
sama juga banyak dikeluhkan pasien yang berobat di Puskesmas Pulau
Panggung yang merupakan Puskesmas rujukan sekaligus pembina bagi 10
Poskesdes yang ada di Kecamatan Semende Darat Laut. Berdasarkan
pengecekan di lapangan pada Selasa, 5 Juni 2012, jumlah pasien yang
berobat tercatat 14 orang di mana sebanyak 6 orang atau 42,8% merupakan
pasien darah tinggi. Selebihnya adalah, pegal-pegal, sakit lambung,
sesak nafas, flu, demam serta yang terkena gigitan anjing sehingga harus
disuntik anti rabies.
Puskesmas
Pulau Panggung dilengkapi dengan layanan poli umum, poli gigi, klinik
gizi, imunisasi serta layanan KB. Pelayanan di Puskesmas Pulau Panggung
didukung 20 tenaga medis dan 5 tenaga non medis, sehingga cukup untuk
melayani pasien yang rata-rata 10 – 20 orang per hari. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, pelayanan pasien sejak mendaftar, pemeriksaan
dan pengambilan obat, tidak lebih dari 15 menit.
Seluruh
pasien berobat secara gratis karena telah dibiayai Jamkesmas dan
Jamkesda yang menjangkau seluruh penduduk. Persyaratannya bagi peserta
Jamkesmas membawa kartu Jamkesmas, sementara bagi non Jamkesmas cukup
membawa surat keterangan tidak memiliki asuransi kesehatan dari desa
dilengkapi KTP dan KK.
Fasilitas di
Puskesmas Panggung terus dibenahi dimana pada tahun 2007 – 2008
dilakukan rehab total sehingga sekarang menjadi Puskesmas rawat inap.
Saat ini Puskesmas Pulau Panggung memiliki 3 ruangan rawat inap dengan
kapasitas 6 tempat tidur. Pada tahun 2011, pemerintah melengkapi
fasilitas puskesmas ini dengan 5 unit rumah dinas, satu unit alat USG (Ultrasonography), inkubator serta 6 set tempat tidur pasien.
Fasilitas
yang lengkap serta pengobatan gratis untuk seluruh penduduk ini,
mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Saya sakit sesak nafas,
berobat ke Puskesmas gratis karena bawa surat keterangan dari desa,”
tutur Sanuldin, petani kopi di Desa Babatan yang sedang berobat di
Puskesmas Pulau Panggung. Hal senada dikemukakan Irfan, salah satu
pelajar Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Al-Haramain. Ia berobat
ke Puskesmas Pulau Panggung dengan keluhan gatal-gatal. “Berobat di
sini gratis, obat juga dikasih,” tuturnya.
Selain
di Puskesmas, seluruh penduduk Muara Enim juga dibebaskan biaya berobat
di RSUD sepanjang menempati kelas III. RSUD yang menjadi rujukan pasien
dari Puskesmas adalah RSUD dr. H.M. Rabain. RSUD yang dibangun tahun
2005 ini, memiliki 161 kamar tidur di mana sebanyak 60 tempat tidur atau
37,2% disediakan untuk kelas III. Layanan pasien di RSUD Rabain
didukung 608 tenaga medis maupun non medis termasuk dokter spesialis
antara lain penyakit dalam, radiologi, patologi anatomi, syaraf dan THT
(telinga hidung tenggorokan).
Sebagai
rumah sakit rujukan, RSUD Rabain banyak dikunjungi pasien baik yang
rawat jalan maupun rawat inap. Pada tahun 2010, jumlah pasien rawat jalan tercatat 48.317 orang dan tahun 2011 naik menjadi 52.997 orang. Sementara jumlah pasien yang rawat inap pada tahun 2010 tercatat 9.749 orang tahun 2011 naik menjadi 11.789 orang.
Dari
jumlah pasien rawat jalan tahun 2011, sebanyak 4.684 orang menggunakan
Jamkesmas dan 6.523 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes, dan selebihnya
menggunakan asuransi umum atau membayar sendiri. Sementara itu, dari
jumlah pasien rawat inap tahun 2011, sebanyak 2.199 orang menggunakan
Jamkesmas, 2.542 orang menggunakan Jamkesda/Jamsoskes dan selebihnya
menggunakan asuransi umum serta membayar pribadi. Dengan demikian total
yang berobat gratis sepanjang 2011 mencapai 15.942 orang.
Sepanjang tahun 2011, pelayanan
gratis ini telah menelan dana Rp 7,2 miliar yang meliputi Rp 3,09
miliar dana Jamkesmas dan Rp 4,11 miliar dana Jamkesda/Jamsoskes. Dana tersebut untuk membiayai berbagai penyakit yang ditangani di RSUD di mana penyakit terbanyak adalah types, tuberculosis, darah tinggi, diare, demam dan lain sebagainya.
Salah
satu pasien di RSUD yang sedang dirawat inap adalah Reski, bocah
berusia 1,4 tahun yang terkena demam berdarah. “Awalnya dibawa ke
Puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD. Saya sewa angkutan umum bawa anak
saya ke rumah sakit. Alhamdulillah, pengobatan di sini gratis, hanya
pakai surat keterangan dari desa, KTP dan KK,” tuturnya. “Waktu anak
saya umur 7 bulan, juga pernah sakit muntaber dan dirawat di rumah sakit
selama 5 hari. Untungnya semuanya gratis, jadi tidak perlu memikirkan
biaya berobat,” tambahnya.
Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD, Pemkab telah membangun
dua unit gedung baru untuk ruangan rawat inap dengan total 97 kamar yang
selesai pada tahun 2010. Selain itu, juga dibangun satu unit gedung
serbaguna dan rumah dinas dokter spesialis sebanyak 10 unit. Sayangnya,
berbagai fasilitas tersebut hingga kini belum dimanfaatkan, artinya
selama 2 tahun terbengkalai. Pasalnya, bangunan tersebut belum
dilengkapi alat kesehatan dan meubelairnya. Rencananya pada tahun 2012,
telah dianggarkan dana Rp 36,75 miliar, meliputi APBN Rp 12, 75 miliar
dan APBD Rp 24 miliar untuk pengadaan alat kesehatan dan meubelair,
sehingga diharapkan pada awal tahun 2013, sudah bisa dioperasionalkan.
Pemkab
Muara Enim telah mengalokasikan anggaran kesehatan tahun 2011 sebesar
Rp 194,2 miliar atau 14,34% dari APBD dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi Rp 222,7 miliar atau 16,22% dari APBD. Muara Enim merupakan
salah satu kabupaten terluas di Sumatera Selatan dengan luas wilayah
7.466,82 km² yang terbagi dalam 22 kecamatan, 310 desa dan 16 kelurahan.
Pemkab Muara Enim telah membangun Poskesdes di seluruh desa dan
kelurahan yang dilengkapi dengan bidan desa, peralatan medis serta
obatan-obatan. Pembangunan Poskesdes dilakukan secara bertahap di mana
tahun 2009 - 2011 telah dibangun 26 Poskesdes dengan dana Rp 8,75
miliar, sehingga sejak 2011 seluruh desa telah terbangun Poskesdes.
Seluruh
Poskesdes telah dilengkapi dengan sepeda motor agar bisa melakukan
layanan jemput bola bagi masyarakat yang tidak kuat mendatangi
Poskesdes. Selain itu, ketersediaan sepeda motor juga untuk mobilitas
bidan desa dalam berkoordinasi dengan Puskesmas setempat serta untuk
pengambilan obat atau peralatan medis yang dibutuhkan.
Seluruh
penduduk Muara Enim yang mencapai 757.461 jiwa, telah terlayani
kesehatan gratis melalui perpaduan Jamkesmas, Jamkesda/Jamsoskes dan
asuransi kesehatan umum. Perinciannya, sebanyak 291.651 jiwa (38,5%)
dilayani Jamkesmas, 399.937 jiwa (52.8%) dicakup Jamkesda/Jamsoskes dan
sebanyak 65.873 jiwa (8,7%) dilayani asuransi umum. (Firman dan Mika)
sumber http://www.setkab.go.id/pro-rakyat-5369-fasilitas-kesehatan-menembus-seluruh-desa-di-muara-enim.html